Ketika seseorang ingin membentuk kebiasaan sehat, sering kali mereka terjebak dalam rutinitas yang terlalu kaku. Rutinitas seperti itu justru dapat menimbulkan rasa tertekan karena tidak memberikan ruang untuk perubahan situasi. Oleh karena itu, penting untuk membuat pola yang fleksibel dan dapat disesuaikan sesuai kebutuhan harian.
Rutinitas yang fleksibel dapat dimulai dengan menentukan “kerangka dasar”, bukan jadwal menit demi menit. Misalnya, seseorang bisa menetapkan tiga momen penting: waktu pagi yang tenang, satu jeda singkat di siang hari, dan rutinitas santai sebelum tidur. Namun, isi dari momen-momen tersebut dapat berubah sesuai kondisi—kadang peregangan, kadang membaca, atau sekadar duduk dengan tenang.
Pendekatan fleksibel ini membuat seseorang tidak merasa gagal ketika tidak mengikuti rencana secara sempurna. Hal ini memberi ruang bagi kreativitas dan rasa nyaman, karena tujuan rutinitas adalah mendukung keseharian, bukan membatasi. Rutinitas yang lebih lembut juga membantu mengurangi stres, karena seseorang memiliki kebebasan untuk memilih apa yang paling cocok untuk mereka setiap hari.
Selain itu, memilih kegiatan yang disukai membuat rutinitas lebih mudah dipertahankan. Alih-alih memaksa diri melakukan aktivitas tertentu, seseorang bisa menggabungkan hal-hal yang benar-benar memberi rasa senang. Dengan begitu, rutinitas sehat menjadi bagian alami dari kehidupan sehari-hari, bukan kewajiban yang membebani.
